MODEL LAYANAN

Penulis berpendapat bahwa saat ini sudah bukan saatnya kita membicarakan atau bahkan memperdebatkan definisi pendidikan inklusif. Akan lebih baik dan bermanfaat apabila kita kerahkan daya fikir kita untuk mendiskusikan bagaimana melaksanakan pendidikan inklusif di sekolah. Ada banyak alasan mengapa penulis berfikir demikian, diantaranya karena:
  1. Secara filosofis, rasanya hampir semua penduduk bumi akan sepakat bahwa sudah bukan jamannya lagi membeda-bedakan anak manusia dalam mendapatkan haknya, terlebih anak-anak kita yang saat ini dikarunia Allah swt dengan beberapa keterbatasan. Termasuk hak dalam memperoleh pendidikan.
  2. Secara yuridis, pantas bagi kita bangsa Indonesia untuk berbangga hati dan bersyukur, karena pemerintah sudah sangat luar biasa dalam memperhatikan anak-anak bangsa yang memilki keterbatasan, hal ini dibuktikan banyaknya kebijakan pemerintah yang tertuang dalam berbagai landasan hukum yang diantaranya berupa Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur bahkan Peraturan Wali kota yang kesemuanya bermuara pada satu hal yakni perhatian dan keseriusan dalam menyertakan Anak Berkebutuhan Khusus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
  3. Sebagai bangsa yang memiliki penduduk beragama, penulis yakin bahwa pada setiap agamapun akan sepakat bahwa manusia yang memeliki keterbatasan harus diperlakukan sama dalam mendapatkan haknya, Sebagaimana dalam Agama Islam, masih sangat segar dalam ingatan kita bagaimana Asbaab An Nuzuul turunnya Surat Abasa yang disana dapat kita peroleh informasi bagaimana Rosuulullooh Muhammad SAW mendapat teguran langsung dari Allah swt ketika beliau mengabaikan hadirnya sahabat Abdulloh Ibnu Ummi Maktum seorang tuna netra yang ingin mendapatkan pengajaran.
Berangkat dari penjelasan diatas, penulis ingin sedikit memberikan sumbangsih pemikiran tentang bagaimana melaksanakan pendidikan inklusif di sekolah yang konon kabarnya sampai hari ini masih ada saja yang  berpendapat bahwa mustahil menyertakan ABK dalam pembelajaran di sekolah reguler.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar